I.
LIR-ILIR
TANDURE WUS SUMILIR
A.
LIR-ILIR
Kipas-kipas,
agar supaya bara apinya semakin besar
Kehidupan
manusia itu, tidak bisa terlepas dari bara api, yang berupa semangat kehidupan
Semangat
kehidupan itulah, yang bisa melahirkan sekaligus mewujudkan, jiwa perjuangan
dan jiwa pengorbanan
Perjuangan
dan pengorbanan, untuk mewujudkan Masa depan. Masa depan anak cucu dan masa
depan ilmu agama
Agar
bisa sempurna hakekat kehidupannya, yaitu bisa melestarikan anak cucu dan ilmu
agamanya
Bisa
menjaga kesatuan dan persatuan nusa dan bangsa, sekaligus bisa menjaga
kelestarian alam semesta
Dalam
mewujudkan Rahmatan Lil Alamin
B.
TANDURE
WUS SUMILIR
Kalau
umat manusia, sudah ada sadar pada hakekat kehidupan dengan tuntunan ilmu
agamanya, manusia bakal mengerti, kalau hidup di alam dunia ini, tidak bisa
terlepas dari jiwa perjuangan dan jiwa pengorbanan.
H.A.
SAHID paring dawuh :
- Ojo gelo ojo keciwo, urip iku isine cobo
- Sopo gelem sengsoro, bakal nemoni mulyo
- Sopo gelem poso, bakal nemoni riyoyo
- Tembe mburi, bakal entuk swargane Kang Moho Kuwoso
Yang artinya :
-
Jangan
susah dan jangan kecewa, hidup ini isinya cobaan
-
Siapa mau
berjuang, bakal mendapatkan kemulyaan
-
Siapa mau
berkorban, bakal mendapatkan kebahagiaan
-
Dialam
akhirat, bakal mendapatkan surga Yang Maha Kuasa
Ono
bebasan :
- Urip kuwi
ngundo, wohe
wiranti
- Urip kuwi
ngundo, wohe budi-pakerti
- Urip kuwi
ngundo, karmae dewe
- Sing tumindak becik, bakal ketitik
- Sing tumindak bener, bakal ketenger
- Sing tumindak olo, bakal ketoro
Yang
artinya :
-
Hidup itu
memetik buah, pengertian (ilmu pengetahuan)
-
Hidup itu
memetik buah, amal-perbuatan
-
Hidup itu
memetik, karma kehidupan
-
Siapa
berbuat baik, akan terkuak kebaikannya
-
Siapa
berbuat benar, akan terkuak kebenarannya
-
Siapa
berbuat jahat, akan terkuak kejahatannya
GORO-GORO
-
Ono critane
sak lebete alam bebrayan, kasebut ugo alam mercopodo, ugo kasebut alam ndonyo
-
Lutake toyo
samudro, retak-e bumi nusantoro, ugo amuk-e angin puting beliung, ora luput
soko karmae, umat manungso
-
Kang silau
marang donyo brono, kang silau marang kedudukan klawan panguoso, ugo kang silau
marang kaindahane wanito
-
Tansah geguru
marang sifat angkoro klawan sifat mayangkoro
-
Numpuk doso,
ada soko sifat kamanungsone, cedak marang sifat kayawane, nuruti bisikan
syaiton, ado soko pranatan ilmu agamane.
GORO-GORO...
-
Langit
murka...!!! Bumi digoncang, badai tsunami menyapu daratan, puting beliung ada
dimana-mana.
-
Banyak jerit
dan tangis manusia, pada bingung, mencari keselamatan diri sendiri.
-
Sementara
waktu, para wakil rakyat, masih menikmati gebyarnya surga dunia. Tertawa
berbahak-bahak, pria dan wanita tak ada bedanya, semuanya kelihatan
bersenang-senang.
-
Digiri
kedaton, ya giri loyo, ya kahayangan suroloyo, pimpinan para dewa, sang Hyang
bethoro guru, ya Sang Hyang Manik Moyo, ya Sang Hyang Giri Noto, didampingi kakaknya
Bethoro Narodo, ya Kaneko Putro, kelihatan diam....,kelihatan susah hatinya...
Bethoro Narodo : Hoo....berkencang-berkencong,
bakul terong pinggri embong. Diobrak pamong projo, bakule ayu moblong-moblong,
bathuke nonong, ning sayang udele katon bodong...
Adi
guru....ada apa...?! Adi guru kok kelihatan susah.
Bethoro Guru : Iya
kakang...Kakang kaneko putro
Hati saya
lagi susah, karena umat manusia banyak yang berbuat kejahatan.
Bethoro Narodo : Adi
guru....itu sudah biasa isinya dunia itu, ada siang – ada malam, ada terang –
ada gelap, ada baik – ada buruk – ada kejahatan.
Itu suratan
takdir, dari iradat Yang Maha Kuasa.
Bethoro Guru : Apa
itu termasuk wujud dari sifat Rohman – Rohim Yang Maha Kuasa...
Belum lama,
sang giri wato dengan kakaknya bethoro Narodo musyawarah, Doso Muko, Ya Rahwana
Raja, Ya Doso kumoro, yo boso mulyo dengan anoman, ya Anjilo kencono, ya begawan mayangkoro, ya begawan kapiworo,
datang di Balai Pertemuan giri kedaton, ya giri loyo, ya kahayangan suroloyo.
Doso Muko : Hu
wa ha....pikulun, pikulun bethoro guru
Saya yang
datang pikulun (dewa)
Bethoro Guru : Yo...kamu
masuk, aku terima kedatanganmu
Doso Muko : Hormat
saya pikulun (dewa)
Anoman : Hormat saya pikulun (dewa)
Bethoro Guru : Ya...ya,,,
aku terima rasa hormatmu, saranku saja coba kamu terima
Doso Muko : Saya
terima dengan kedua tanganku, semoga jadi pedoman hidup saya, pikulun
Anoman : Saya terima dengan kedua tanganku, semoga jadi pedoman hidup saya
Bethoro Narodo : Hoo...Berkencang-berkencang,
soto rombong, bakule arek lamong...dosomuko, kamu kok gak seperti biasanya,
pakai kopyah putih, minyak melati apa pulang dari tanah suci, melaksanakan
ibadah umroh – haji..
Doso Muko : Hu
wa ha...iya pikulun (dewa).
Bethoro Narodo : Sudah
membandingkan rupa (wajah), sama orang baduwi.
Doso Muko : sudah,
mirip...!!! tapi kalah bau badannya. Kalah bempernya.
Bethoro Guru : Maksudnya
kalah bemper..??
Doso Muko : Iya
pikulun, bempernya orang Baduwi itu, bemper fortuner, bemper LC, bemper Pajero.
Bempernya saja
segitu besarnya, gimana empuknya joki yang ada didalamnya, dan besarnya tongkat
persnelengnya.
Bethoro Guru : Kok
tidak seperti biasanya, kamu kok bisa rukun dengan Anoman.
Doso Muko : Iya
pikulun, ini jaman akhir, jaman Edan
Kalau gak
rombongan, gak kebagian
Kalau gak
kualisi, gak dapat isi
Bethoro Guru : jadi
kamu pergi, ketanah suci itu, untuk menutupi dan mengelabui rakyat kecil.
Walau yang
kamu pakai mbayar ONHnya, hasil dari korupsi.
Doso Muko : Hoo....masalah
THIKJI-KEHSI, pikulun
Bethoro Guru : Maksudnya...!!!
Doso Muko : Sing Thitik gaji-sing akeh korupsi
(yang sedikit gaji-yang banyak korupsi)
Bethoro Guru : Yaa..
tidak jadi apa, Yang Maha Hidup, ya Yang Maha Suci itu, Dzat Yang Maha
pengampun, Maha Arif, Maha Bijak, Maha adil. Tapi kamu harus mengerti...!!! kesempurnaan ibadah
vertikal, tidak bisa lepas dari kesempurnaan ibadah horisontal. Itu sudah jadi tolak-ukur Hukum Alam, ya hukum sebab dan
akibat.
- Siapa
menabur angin, akan
menunai badai
- Siapa
menanam ilalang, akan terkena duri berantai
- Birunya
langit, tak bisa lepas dari jingga dan merahnya mentari
- Juga
tidak bisa lepas, dari hijaunya pepohonan dan rerumputan
- Yang
dipantulkan, oleh jernihnya air lautan
Doso Muko : Anoman,
jangan diam saja. Bab ini ya tinggi ya dalam perlu dinaikan, ya diturunkan,
dibesarkan, ya dikecilkan 6 jadi 9, 9 jadi 6.
Anoman : Ya pasti saja, kalau tinggi pasti panjang pinggangnya. Dalam
kinerjanya itu tafsir 1000 mimpi.
Doso Muko : Bukan
itu maksudku Anoman, ayo dinalar dengan Alam fikir, menggunakan naluri dengan
alam bathinya. Direnungkan dengan alam dzikirnya / alam kopinya
Anoman : Pikulun, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya
Apa makna
dari birunya langit itu
Bethoro Guru : Birunya
langit, itu simbol Alam Surga (Akhirat)
-
Jingga dan merahnya mentari,
itu simbol semangat kehidupan manusia, yang berupa jiwa perjuangan dan jiwa
pengorbanan
-
Hijaunya pepohonan dan
rerumputan, kamu harus mengerti, kalau didalam diri manusia itu, ada Nur Muhammad, yang berupa Nur Kehidupan (simbolnya
warna hijau). Nur Kehidupan itulah, yang melahirkan keindahan, ketentraman dan
kedamaian hidup manusia. Ibarat hijaunya atau asrinya pepohonan dan rerumputan,
yang memberi pengayoman dan penghidupan.
-
Yang dipantulkan, oleh
jernihnya air lautan.
Surga
Allah, bisa didapat dan dinikmati dengan pantulnya atau hasilnya, sifat yang
sabar, tabah dan tawakal.
-
Air, gambaran / simbol
kesabaran manusia
-
Luasnya samudra /
lautan, gambaran ketabahan manusia.
-
Dalamnya lautan,
gambaran / simbol kedalaman
manusia dalam mengkaji ilmu agama, untuk meningkatkan tawakalnya.
Doso Muko : Sudah
mengerti Anoman.
Anoman : Sudah, tapi belum semua
Bagaimana,
kalau menurut kitab gathukmu
Doso Muko : Kitab
gathuku nggak nutut / sampai situ
Kalau
pendetanya nggak ngerti, alias bodoh, apalagi muridnya.
Anoman : Jangan kurang ajar, dialam dunia ini, tidak ada manusia yang
sempurna.
Bethoro Guru : Dosomuko...!!!
apa kamu sudah mengerti hakekat ibadah umroh-haji.
Doso Muko : Sudah
pikulun
Bethoro Guru : Coba
jelaskan dengan rincian makna
Doso Muko : Towaf,
memakai pakaian ihrom, diawali dari
sudut hajar-aswad yang ditandai dengan lampu hijau. Sya’i, lari-lari kecil,
bolak-balik dari bukit sofa ke bukit marwah, bukit marwah ke bukit sofa. Wuqub,
kemah dipadang Arofah. Mabit, mengambil kerikil untuk lempar jumroh lempar
jumroh aqobah, wusta dan ula.
Bethoro Guru : Itu
rukun atau syarat ibadah umroh-haji.
- Ada
salah satu sahabat, bertanya kepada nabi Muhammad
- Ya
Rasulolloh, siapa diantara jama’a ini, yang mendapatkan gelar Haji Mabrur,
Rosululloh menjawab, kamu susul kerumahnya, dia nggak jadi pergi (naik haji),
karena ONHnya dikasihkan kepada tetangganya yang lagi sakit.
Kalau
mengkaji riwayat itu : ibadah Umroh-haji, ditekankan pada bersihnya hati,
jernihnya naluri, terangnya nur’aini. Namun paling sempurna, ya dilaksanakan
syariatnya ya hakikatnya. Iya hanabudu wa iya hannastain...
Syariatnya,
supaya mengerti asal-usulnya agama islam. Mengerti keadaan negara Arab Saudi,
juga bisa napak tilas, perjalanan Nabiyullah Ibrahim, Nabiyulloh Ismail dan Siti
Hajar.
-
Hakekatnya, aku
jelaskan Garis Besarnya saja, nanti penjabarannya (penjelasannya), kamu tanya
kakang Semar.
-
Pakaian Ihrom, itu
simbol fitronya manusia
Putih,
bersih, suci dan sufi.
-
Sudut Hajar Aswad.
Hajar Aswad itu batu surga mengingatkan manusia pada kedudukan ahli surganya.
Bisa jadi ahli surga kembali, kalau bisa melaksanakan towaf, dengan sapta
jendranya, menggunakan ajaran syariat, tharikat, hakekat, ma’arif syariat
menggunakan Panca Indranya. Tarikat-hakikat menggunakan Indra ke 6 (indra bathin).
-
Ma’rifat, menggunakan
indra ke 7 (sapta jendra), dengan alam dzikirnya, itu makna 7 putaran. Kalau 7
sempurna, manusia bisa mengembalikan fitronya, surga tempatnya.
-
Syai, bukit sofa, bukit
marwah
Bukit
sofa, itu simbol ppayudara kanan, tempat air, tempat darah putih, urusan hablu minalloh/ibadah
vertikal
Bukit
marwah, itu simbol payudara kiri, tempat api, tempat darah merah, urusan Hablu
Minanas/Ibadah Horisontal.
-
Wukub, mabit dan lempar
jumroh, nanti kakang semar yang
menjelaskan.
Anoman : Kalau belum ngerti hakekatnya Haji, lepas saja kopyah kajimu.
Bagaimana kitab gathukmu, sampai situ apa tidak...?!
Doso Muko : Pakemnya
(pedomannya) belum sampai situ, yang menulis pakem masih S2, belum profesor.
Anoman : Pikulun saya mohon saran...
Apa benar
besok akhir jaman, kalau sudah saatnya tiba, ada Mekkah kembar. Dengan sebutan
Dzikri Arbaa Insani, yang jadi kiblat, telapak kaki kanannya manusia surga,
yaitu Nabi Azam.
Bethoro Guru : Itu
omongan/ berita yang hukumnya belum akurat. Memang...!!! kanjeng Nabi Muhammad
pernah bersabda “besok akhir jaman, ada seorang pemimpin dari arah timur.
Tafsir itu, mari sama-sama kita cari kebenarannya. Kebenaran ayat suci yang
tersurat, juga yang tersirat. Kebenaran berdasarkan kitab suci, juga kebenaran
berdasarkan bukti-bukti alami.Yang lebih mengetahui bab masalah itu, kakang
Semar.
Disebut
semar : Sem-peteng (gelap), Mar-padang (terang).
Pertemuan
gelap dan terang atau pertemuan malam dan siang disebut Magrobi atau magrib.
-
Gelap : simbol
kehidupan alam dunia, karena alam dunia itu ibarat penjara (tempat hukuman)
kalau ingin selamat ketemu surga terang (alam surga) harus mengikuti tuntunan
ilmu agama.
-
Padang (terang) :
simbol alam surga
Oleh
sebab itu manusia, disebut makhluk magrobi, artinya :
-
Nabi Adam, ibu Hawa :
mengawali / memulai hidup di alam dunia,itu ibarat alam kegelapan, waktu malam.
Harus bisa menerangi kegelapan malam, dengan sarana sholat sembayang, juga
dengan sarana wirid-dzikir, agar sempurna ibadah kehidupan alam dunianya.
-
Nabi Adam Ibu Hawa :
mengakhiri kehidupan alam surga kehidupan alam terangnya (ibarat siang).
Oleh
sebab itu, tempat turunya ibu Hawa, disebut Magrobi.
CUPLIKAN...GURU
Semar : Negeri SABA (SA : Nusa, BA : Bagaian)
SABA, itu
kan bisa dimaknai Nusa Bagaian
Nusa
maknanya kan pulau.
Pulai Bagaian
Negeri SABA,
dihancurkan oleh Allah, sehancur-hancurnya menjadi ribuan pulau kecil.
Arjuno : Jadi kalau dinalar, negeri SABA itu, negara kepulauan
Gabungan
pulau-pulau kecil, seperti nusantara...
Gabungan
Nusa Bagaian, atau gabungan pulau-pulau kecil, diantara dua benua. Makanya
disebut NUSANTARA. NUSA (PULAU) DIANTARA disingkat ANTARA. Dimaknai NUSA ANTARA
jadi NUSANTARA.
Bagong : Mo, (Mo = Romo / Bapak), padahal dialam dunia ini, gak ada negara
kepulauan, selain negara kepulauan ibu pertiwi.
Kalau
dipikir MO, dengan bukti ayat suci yang tersirat atau dengan bukti-bukti alami,
berarti Mbah Sulaiman itu ada dibumi pertiwi ya MO.
Semar : Itu kata orang gong. Hukumanya belum akurat.
Bagong : Apa benar MO, bangunan Nabi Sulaiman itu, tidak ada yang bisa
nandingi kemegahannya, sampai hari kiamat.
Semar : Itu benar gong...!! Dalam arti, kemegahan dari nilai seni
ukirnya, nilai budayanya dan nilai agamanya.
Bagong : Berarti
Candi borobudur itu, bangunannya Mbah
Sulaiman ya MO kemegahannya candi Borobudur, sampai sekarang kan
belum ada, yang bisa menandingi MO, ratu peri, yang disebut ratu belqis itu
siapa MO. Apa ya ratu pantai selatan itu MO.
II).
Tak ijo royo – royo, tak senggo kemanten anyar
a) Tak
ijo royo – royo…. Meniko maknanipun ASRI
Hasil perjuangan klawan pengorbanan,
engkang arupi syair agomo islam
Sampun sumrambah ugi
nyawiji marang umat
Kehidupan umat sami
ASRI
A = ayem
tentrem
S = seneng
tur bahagia
R = raharjo
/ rahayu / damai
I = ing
pinanggih
Pinanggi
marang hakime urip, engkang artosnipun :
Saget ngelestariaken
anak putu ugi ilmu agamane
Saget ngaji ugi
mujudtaken, kesatuan ugi persatuan nuso klawan bongso
Saget ngaji ugi
mujudtaken, kelestarianipun alam semesta
Sahinggo umat,
gesangnipun slamet ndonyo dumugi akhiratipun
Sesepuh pinisepuh dawuh
: uripe umat podo ayem tentrem, seneng tur bahagia, ugo damai, pinanggih gemah
ripa loh jinawi.
b) Tak
senggoh kemanten anyar.
Boso
kemanten anyar AM3, aku mau meluk tapi malu
Agami islam,
disaat zaman wali songo, meniko kalebet agami import, engkang tasik enggal. Sak
derange agami islam, sampu wonten agama import, ingkang mlebet langkung
rumiyin, inggihmeniko agami Hindu kalian agami budha.
Ananging
senaoso agami islam, agami ingkang tasik enggal, agami islam mampu, damel ayem
tentrem, seneg tur bahagianipun poro umat gesangnipun umat katon guyub rukun
Sarono ikhlas penggalih, katha poro
umat, engkang meluk agami islam
(laras lir –ilir…)
* Goro - goro
Ono cinarito,
saklebete alam bebrayan, kasebut ugo alam mercopodo, ugo kasebut alam ndonyo.
Lumengser
soko kedaton nirwono, kasebut ugo alam swargo, krono ora kuat panggodo, nuruti
sukmo angkoro – sukmo mayangkoro.
Inggih
meniko, dedaharan buah kuldi.
Sinten to
pawongan meniko, inggih meniko Bopo Adam – Ibu Howo
Tumurune Bopo
Adam – Ibu Howo, ndadikno menungso sak alam ndonyo
Kanggo
mbalikno Jatidiri
(Fitro) mangsone, kang akaryo jagad,
yo kang moho suci, paring usodo, awujud kitab suci
Kitab suci
taurot, zabur, injil klawan Al – Qur’an
Ora bedo,
anane empat penjuru angin ono lor, wetan, kidul klawan kulon
Senajan teko
lor, wetan, kidul klawan kulon, ndeleng suryo klawan rembulan among sawiji
Ojo ndeleng
lembahe mengko biso kejegur nang jurange.
Ayo ndeleng
puncak e, krono tunggal tujuane
Puncak e
among sawiji, puncak gunung, tunggal sak sarung
Ayo eling
marang hakikine urip, supoyo biso nglestarikno anak putu
- klawan ilmu agamane
- biso njogo kesatuan klawan persatuan nuso klawan bongso
- ugo biso njogo kelestarian alam semesta
- mujudno rahmatan lil alamin. Ho…ho….ho
Sak wetawis
wedal, wonten karang pedesaan klampis ireng, Ki lurah Semar
- Bodronoyo, yo Ismoyo jati, kalian putro Bagong, Yo Jomblo, paring
panglipure dumateng engkang bendoro, inggih meniko panengake pandowo, Raden
Permadi, Arjuno, yo Janoko
Semar meniko
pawayangane dewo kang kamanungsan, kang tumurun soko kahayangan
Kasebut Semar :
sem-peteng mar-padang
Peteng
nggambarno alam ndonyo. Padang nggambarno alam swargo
Peteng, urip
ono alam ndoonyo kuwi, ibarate urip ono papunjaran kang dibatesi ruang klawan
waktu, isine among ujian klawan cobaan kudu biso nggoleki padang sak jerohne
peteng maknane, kudu biso nglakoni sujud-syukur, sak jerohne ngedepi ujian
klawan cobaane urip sarono pranatan ilmu agamane.
Sujud-syukur
utowo sholat-sembayang kuwi, minongko wujud sirotul mustaqim
Semar kasebut
ugo ismoyo jati
Moyo sing
maknane samaring-samar. Jati sing maknane sejatine urip
Ismoyojati,
manungso kang mangerteni samaring-samar, mungguke sejatine urip
Semar : Bagong…!!! Ayo nggolek panglibur ati. Bendaramu ben ora susah kauti
tembang lir-ilir gong.
Arjuno : Kakang Semar, buah kuldi kuwi buah
opo.
Semar : Buah kuldi meniko, buah ajaib den
Buah kang
biso ngguyu klawan
nangis
Sedoyo
manungso kadunungan, ananging mboten mangerteni dununge.
Arjuno : Kabeh nduwe, ning ora ngerti panggonane / maknane
Semar : Inggih den…
Arjuno : Lanang yo kanggonan, wadon yo kanggonan…?!
Yen lanang
wujud opo, yen wadon wujud opo…?!
Semar : Menawi kakung, wujud bukit kembar
Menawi estri, wujud
gunung kembar
Wonten pewayangan : Doso muko,
inggih Rahwono Rojo, meniko rojo kang sakti mondroguno. Menawi sampun ketapaan
gunung sak kembaran, ical doyo kesaktianipun. Dosomuko enget dumateng sangkan
paraning dumadi. Enget dumateng lampahe tirto suci, kang dumawah
wonten sendang panguripan, engkang wonten saklebete guo panglimunan.
Bagong : Mo, tirto suci kuwi, opo ono hubungane karo gunung sak kembaran Mo.
Semar : Yo mesti ono gong, ceblok-e
banyu suci kuwi, krono doyo kesaktiane
gunung sak kembaran.
Bagong : Berarti gunung sak kembaran kuwi, sakti banget yo Mo.
Arjuno : Guo panglimunan, kuwi guo opo kang
Semar…??
Semar : Guo ingkang ditutupi kalian takbir, supados mripat kasat, mboten
saget ningali
Bagong
: Opo’o Mo yen katon…….!!
Semar : Ake asu sing jogok, gong.
Arjuno : Bagong aku kok yo moro kelingan, karo woro sembodro – woro
Srikandi. Kuwi kan yo gunung sak kembaran
Bagong
: Mo, opo yo podo karo bukit sofa – bukit marwah
Semar : Iyo gong, serupa tapi tak sama
Arjuno : Opo yo ono hubungane karo ibadah umroh - haji
Semar : Injih Den, ongko 5 wujude 7, ongko 6 wujude 9
Arjuno : Aku kok yo durung nate oleh pelajaran kuwi…?!
Bagong
: Sampun Den, wedal meniko, Raden mboten melebet
kuliah. Amergi Raden tasik gandrung – gandrunge, kalian ndoro ayu woro
Sembodro. Raden kalian ndoro ayu, ningali bangunane mbah Sulaiman, tindak Borobudur.
Arjuno : Kakang Semar cobo jelasno maknane buah Kuldi
Semar : Pangapunten Den. Dereng titiwancinipun. Mangkeh ndadosakeh fitnah.
Monggo nenggo 6 wujude 9
Bagong
: Mo, kok yo ngenteni 6,7,8,9 to Mo
Semar : Iyo Gong ben ngerti alur ceritane
Arjuno : Opo maknane 5 wujude 7, 6 wujude 9
Semar : Ongko 5 manjing wonten fardune urip kang arupi sholat 5 waktu.
Ongko 5 no.2, manjing wonten rukune Islam. Wonten pewayangan, digambarno
Pendowo 5. pendowo 5 biso babat alas amarto, ugi biso ngedekno negoro amarto,
dibantu sesepuh
– pinisepuh, cacahe dadi 7. kasebut pendowo 7
Arjuno : Tegese ongko 7 kuwi iku opo, kakang Semar.
Semar : Menawi manungso sampun nglampai sholat 5 waktu, ugi sempurno, sak
lebete nglampai rukun Islam, sarono ibadah hajine. Menungso keda saget mengkaji
diri pribadine.
Saklebete
diri menungso meniko, wonten indra ke 7, engkang kesebut sapto jendro. Indra ke
5, kasebut panca indro. Indro ke 6 kasebut indro bathin (mata bathin). Indro ke
7 kasebut sapto jendro. Panca
indra, nggunakno nalar sarono alam fikire
Indro ke 6,
nggunakno naluri sarono alam
bathine
Indro ke 7,
nggunakno nur’ainine (nuranine), sarono alam dzikire.
Bagong : Mo, 7 kuwi maknane towaf 7 kali putaran yo Mo
Semar : Iyo Bagong. Kuwi kiasane / gambarane, sarono ajaran hakekat – ma’rifat
Arjuno : Opo hubungane ongko 7 karo pakaian ikhrom
Semar : Pakaian Ikhrom, meniko kan putih to Den
Putih
meniko nggambarake fitrone manungso
Putih,
bersih, suci nan sufi
Sing
putih klawan sing bersih atine, yo sing suci/jernih nalurine, supoyo sufi
perilakune. Tinemu pandange nur’aini
Bagong
: Maksud e putih
bersih atine, suci nalurunine, sufi perilakune, tinemu pandange Nur’aini kuwi
piye Mo
Semar
: Sing putih, sing becik niate, sing
bersih, ojo pamrih marang liyan. Sing suci. Yen wis becik niate, ado sosko
sifat pamrih e, cedak marang roso/sifat kemangnungsane, tinemu padange Nur’aini kang wujud e
bimbingan, petunjuk pitulungan ugo kanugrahan kang Moho Suci
Diriwayatno
karo salah sijine sahabat. Sahabat kuwi ora sido lungo kaji, krono tonggone
loro, tur yo butuh biaya kanggo berobat.
- Sarono
niat sing becik, tanpoh pamrih, didasari roso kemangnungsane sahabat kuwi
maringno ONH ne marang tonggone sing loro
- Kang Moho
Suci paring kanugrahan marang sahabat kuwi awujud gelar Haji Mabrur.
Arjuno : Dadi sahabat kuwi, ora
sido nang mekah, ora ngaloki towaf klawan sya’i, ora ngelakoni wuqub, mabit
klawan lempar jumroh.
Bagong : Mo, berarti sahabat
kuwi, ora nglakoni rukune ibadah umroh – haji,
Semar : Ora Gong, mangakne yen
nyurasani,
gelar haji mabrur, kuwi ora ono langkah, ning ono
laku klawan lampahe. Ora ono keaku-ane, ning ono kulo klawan ingsune.
Arjuno : Opo maksute, langkah, laku, lampah. Ugo aku, kulo, ingsun.
Semar : Langkah meniko rencana/syariat. Laku
meniko tindakan / hakekat.
- Lampah meniko tujuan akhir / ma’rifat
- Aku meniko tasek ngunak-aken genine, sarono
kodrat munggue kuoso manungsane.
- Kulo, meniko, sampun ngunakaken banyune,
sarono sifat tawadu’e (sifat malaikat) mungguke tuntutan agomone
- Ingsun, meniko sampun sadar marang kedadean
bumine, tumrape langite. Sadar marang kedudukan hamba, marang sang khaliq.
* Mangerteni, menawi gesang wonten alam
ndonyomeniko, sak dermo nyenyuwun, sak purbo nglakoni, kudu nerimo ig pandum
peparinge Gusti.
* Sesepuh –
pinisepuh dawuh :
- Urip sak madyo,
ngenteni giliran mati
- Kanggo netepi, amanate gusti
- Sarono ageman, ayat – ayat suci
- Supoyo
menungso, biso mbalikno jatidiri
- Tumuju marang swargane, Kang Maha Suci
Bagong : Mo, tapi yen ora lungo, nang Mekkah, nang Madinah, nang Arab Saudi
ora oleh gelar haji lho Mo.
Arjuno : Bagong, gelar haji kuwi abot lho….!!
Bagong : Abot pripun Den
Arjuno : Aku wae, yen mlaku – mlaku kopyah kajiku tak copot. Aku ben iso,
ngodo ayam kampus, ayam industri
Bagong : Den – den, lanopo nggodo ayam kampus, ayam industri. Wonten griyo
wonten ayam panggang.
Semar : Bagong sempurnane urip kuwi, kudu
dilakoni kabeh.
Bagong : Maksude Mo
Semar : Teko lembah nuju puncak, mungguhe Rukun
Islam. Teko puncak nuju lembah, mungguke Rukun Imam
Arjuno : Kakang Semar, opo maksudte, lembah nuju puncak.
Semar : Ibadah engkang paling sempurno, meniko
keda dipun dasari sarono ajakan syariat. Nyurasi perbedaan pendapat, sak lebete
ajakan tarikat, keda arif, ojo ndeleng perbedaan lembahe, ning ndeleng tunggal
puncake. Ojo seneng ngembangno sayap khilafiyahe ning kudu biso njogo ukuwahe
supados ngerti hakikine uripe, siji puncak, tunggal sak sarung
Bagong : Berarti paling sempurno, kudu nglakoni syariate yo Mo
Semar : Iyo Bagong. Ben wero asal usule agomo Islam, wero Mekah – Madinah,
wero negoro Arab Saudi, Ugo biso napak tilas, perjalanan Nabiyullah Ibrahim,
Ismail karo Siti Hajar.
Arjuno : Kakang Semar, opo maksude, Puncak nuju lembah, munggake rukun iman
Semar : Rukun iman kan wonten 6 cacahe. 6 wujude 9.
ongko songo manjing ono sifat satrio. Sing maknane Sat = 6, Trio = 3, 9 cacahe,
ono pulau jowo, satrio kuwi kasebut wali songo. Meniko maknane, puncak gunung,
tunggal sak sarung. Mangke engkang saget medarakan, inggi meniko sinuwun
ndiworowati, Sri Nalendro Bethoro Krisno
***
Cuplikan
Arjuno : Kokoh Prabu, nopo leres, pulau jowo meniko wonten kembaranipun…?
Krisno : Yen dimaknai soko Arane Jawa Dwipa, Dwi kan maknane 2, Pa kan maknane
papan / pangonan. Dadi pula jowo kuwi, ono 2 panggonan. Yen didelok soko asal –
usule, daratan India karo pulau jowo mbiyen kan dadi siji. Krono fenomena alam,
darat kuwi pecah dadi 2, yo kuwi daratan India, karo pulau jawa dwipa.
Arjuno : Berarti leres, menawi wonten pendapat, adat
budayanipun India kalian Jawa dwipa meniko, katha engkang sami. Ugi penafsiran mandapnipun Bopo Adam.
Krisno : Yo jelas to Dimas, penafsiran mudune Bopo
Adam kuwi, kan ono daratan India. Padhal waktu Bopo Adam mudun soko alam swargo
kuwi, daratan India karo daratan Jawa Dwipa kan isik dadi siji.
Bagong : Sinuwun, berarti menawi dipun nalar, mandapnipun Bopo Adam, saget
ugi wonten jawa dwipa.
Krisno : Iyo Bagong. Pendapatmu kuwi bener. Ning
sing paling bener, ayo podho digoleki kebenerane sing sak mestine.
Arjuno : Maksutipun, kebenaran sing sak mestine, meniko kados pundi…?
Krisno : Kang Maha Suci, ndadikno ayat suci 3
perkoro…. Ongko 1 ayat suci sing tersirry, ongko 2 ayat suci sing tersirat,
ongko 3, ayat suci sing tersurat.
Bagong : Sinuwun, nopo maknane, tersirry, tersirat,
ugi tersurat meniko.
Krisno : Tak jelasno garis besar wae. Penjabarne mene wae.
- Tersirry,
mangertenono yen Kang Maha Suci kuwi ndadikno Nur
Muhammad, dadi 4 perkoro, dadi Nur api, nur air, nur angin klawan nur bumi.
Bagong : Sinuwun, wujude nur api, nur air, nur angina klawan nur bumi,
meniko nopo?
Krisno : Iyo Bagong. Mene wae tak jelasno.
- Tersirat,
alam sak isine kuwi, bukti ayat suci sing tersirat.
Arjuno : ugi termasuk peristiwa / fenomena alam…?
Krisno : Iyo Dimas.
- Tersurat, ayat
– ayat suci sing tertulis
sak
jerohne kitab suci
Arjuno : Dados kitab suci meniko maksute, saking ayat suci engkang tersirry
kalian engkang tersirat.
Krisno : Iyo Dimas. Ning durung
kabeh.
SINONIM (PADAN KATA)
1) Allah
/ Allohu Robby
2) Yang
Maha Kuasa
3) Kang
Akaryo Jagad (yang mencipatakan jagad/alam sang pencipta alam semesta )
4) Kang
Moho Suci (Yang Maha Suci)
SINONIM (PADAN KATA)
1) Kedaton
Nirwono (Kiasan Alam Surga)
2) Kedaton
Langit (Kiasan Alam Surga)
3) Alam
Surga
SINONIM (PADAN KATA)
1) Satu
puncak gunung, tunggal sak sarung
2) Satu
Asal – usul (satu generasi Adam – Hawa), satu wadah, satu nenek moyang.
Bersambung. . . .(Klik Halaman Berikutnya)
Bersambung. . . .(Klik Halaman Berikutnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar